Ayam kampung adalah sebutan bagi ayam peliharaan yang tidak ditangani dengan cara budidaya massal komersial dan tidak berasal dari jalur atau ras komersial tersebut. Ayam kampung juga tidak memiliki tambahan istilah seperti ayam kampung petelur ataupun ayam kampung pedaging.
Budidaya ayam kampung tidaklah mudah. Umumnya kita hanya membudidayakan ayam kampung dengan cara tradisional dan terkesan kuno. Di kampung, kita membuat kandang ala kadarnya, memberi pakan seadanya, membiarkan ayam berkeliaran ke mana-mana. Menjelang malam, ayam-ayam pulang sendiri ke kandangnya.
Budidaya ayam semacam demikian jelas tidak begitu menguntungkan. Karena kita juga hanya sebatas iseng memeliharanya. Selain untuk dijual, biasanya juga untuk dikonsumsi sendiri bila ada acara atau momen besar, semisal Idul Fitri.
Keluhan dan beberapa kendala dalam memelihara ayam kampung antara lain:
Sehingga budidaya semacam ini tidak bisa dijadikan usaha andalan. Padahal jika caranya benar dan ditekuni serius, budidaya ayam kampung bisa menghasilkan keuntungan besar dan menjanjikan.
Perlu diketahui, seekor induk ayam kampung dalam 1 tahun biasanya menetaskan telurnya minimal lima kali. Jika rata-rata dalam sekali bertelur menetaskan 10 ekor anak ayam, maka dalam setahun kita memiliki 50 ekor anak ayam.
Seandainya kita memiliki 10, 20 atau bahkan 50 indukan betina? Hitung aja sendiri.. hehehe..
Bagi pemula, mulailah dengan pembesaran, dengan membeli langsung DOC yaitu anak ayam yang baru menetas.
Cara ini dianggap lebih efektif dibanding memelihara induk ayam, karena harus menunggu bertelur, mengeram dan menetas.
Agar berhasil dalam usaha budidaya ini, kita harus menguasai beberapa teknik dasar mulai proses produksi hingga pemasarannya.
Dalam sebuah proses produksi ayam kampung, beberapa poin harus anda perhatikan mulai dari pengadaan bibit (anak ayam), sistem perkandangan dan perawatan ayam.
Dalam hal pemasaran juga harus dipikirkan, sebaiknya anda mempertimbangkan sistem pemasaran dan bentuk akhir ayam kampung yang akan dipasarkan.
Berikut ini kami akan uraikan beberapa tips sukses budidaya ayam kampung;
1. Pengadaan Bibit atau Anak Ayam
Untuk lebih mengefektifkan beternak ayam kampung, anda bisa membeli langsung anak ayam yang baru menetas atau DOC (Day Old Chicken). Jika anda sabar, anda juga bisa menunggu anak ayam yang menetas dari indukan yang anda pelihara sebelumnya.
Apabila anda mencoba budidaya ayam kampung dengan membeli DOC ayam kampung secara langsung, anda mesti mempertimbangkan jumlah DOC yang akan anda beli. Jumlah DOC yang anda beli harus disesuaikan dengan luas kandang pembesaran yang anda miliki. Jangan lupa juga, anda harus pertimbangkan dari sisi modal yang anda miliki, karena semakin banyak anda beli DOC, maka akan semakin banyak pakan yang akan anda beli.
Beternak ayam kampung dengan membeli DOC lebih efektif ketimbang dengan menetaskan telur sendiri. Karena jika menetaskan telur, anda harus membeli dulu indukan ayam lalu menunggu hingga indukan bisa bertelur.
Kelemahan budidaya ayam kampung dengan cara menetaskan telur indukan yakni anda harus direpotkan dengan pengadaan telur dalam jumlah tertentu, untuk mendapatkan hasil maksimal anda juga mesti memiliki mesin penetas telur.
Selain anda harus mempertimbangkan beternak ayam kampung dengan membeli DOC atau menetaskan telur sendiri, anda juga harus mempertimbangkan jenis bibit anak ayam kampung yang akan anda pelihara. Pilihlah bibit ayam kampung yang bagus.
Saat ini ada beberapa jenis ayam kampung, mulai dari ayam kampung biasa hingga jenis ayam kampung Jawa Super atau Joper. Ayam Joper diketahui memiliki kualitas baik, karena pertumbuhannya terbilang cepat besar dibanding ayam kampung biasa. Kami sarankan jika anda ingin memulai budidaya ayam kampung, pilihkan bibit unggul seperti ayam Joper.
2. Pemilihan Jenis Kandang Ayam
Yang harus anda perhatikan dalam memulai usaha ayam kampung yakni pemilihan kandang. Anda harus menyiapkan kandang terlebih dahulu sebelum memulai usaha pembesara ayam kampung.
Ada tiga jenis kandang ayam yang bisa anda gunakan untuk budidaya ayam kampung;
1. Sistem Ren
Model kandang ini cukup efektif untuk memelihara ayam kampunbg. Kandang ini memiliki 2 bagian, yaitu area untuk pengumbaran dan area untuk berteduh. Biasanya luas area pengumbaran yakni 2/3 dari luas kandang ayam, sementara sisanya untuk area berteduh.
2. Kandang Postal
Selain kandang sistem ren yang cocok untuk budidaya ayam kampung, sistem kandang lainnya yakni kandang postal. Kandang postal biasanya digunakan untuk ayam potong atau pedaging.
Sejumlah peternak ayam kampung memakai kandang postal ini, karena mereka lebih berorientasi pada usaha budidaya ayam potong/pedaging. Model kandang postal ada 2 jenis, yakni postal panggung dan postal litter. Postal litter yakni kandang ayam yang hanya beralaskan tanah liat yang dilapisi kapur dan sekam.
Fungsi alas tanah liat pada kandang postal litter yakni untuk menyerap kotoran ayam agar lantai kandang tida mudah basah. Sedangkan fungsi kapur yakni untuk mencegah pengembangbiakan penyakit dari kotoran.
Sedangkan kandang postal panggung, yakni kandang ayam yang dibuat dengan model panggung berketinggian sekitar 2 meter dari atas tanah. Kandang postal panggung ini dibuat dengan tujuan agar kotoran ayam langsung jatuh ke tanah, sehingga ayam yang ada di dalam kandang tidak terkontaminasi kotorannya sendiri.
3. Kandang Baterai
Dalam budidaya ayam kampung, ada juga jenis kandang baterai. Kandang ini dibuat bertingkat antara 3 sampai 4 lantai, dalam satu sekat atau kotak persegi kandang terdiri dari satu ayam. Lantai kandang ini dibuat miring ke depan, kandang jenis ini biasanya digunakan untuk peternakan ayam petelur.
Dengan lantai yang miring ke depan, telur yang dikeluarkan induk akan menggelinding kedepan dan tidak terinjak induk ayam. Lantai kandang ini terbuat dari bambu yang disusun dengan jarak 1 sampai 2 sentimeter, agar kotoran jatuh kebawah.
3. Perawatan dan Pembesaran
Budidaya ayam kampung juga sama dengan memilihara ayam broiler atau pejantan. Ayam kampung perlu perawatan dalam proses pembesarannya. Bagi anda pemula, tentunya harus menyiapkan pakan ternak yang berkualitas serta siapkan pula obat-obatan alami maupun obat kimia, agar ayam tak mudah terserang penyakit.
Bagi anda yang baru menjadi peternak pemula, tentu harus mempertimbangkan asepk modal pula. Untuk menekan biaya produksi, sebaiknya anda menggunakan pakan ternak alami yang bisa didapatkan disekitar anda, seperti dedak atau hu’ut, daun pepaya hingga daun lamtoro yang memang sudah lazim digunakan peternak agar ayam sehat dan cepat tumbuh besar.
Berikan pakan tiga kali sehari, kombinasikan antara pakan dari pabrik atau voor dan pakan alami seperti dedak dan sayuran sebagai campurannya. Bagi anda yang baru memulai budidaya ayam kampung, harus mengetahui, pakan campuran ini harus diberikan ketika ayam sudah berusia antara 2 sampai 3 bulan ke atas. Untuk anak ayam usia 1 sampai 21 hari, sebaiknya diberi pakan murni dari pabrikan, agar pertumbuhannya lebih cepat.
Selain menyediakan obat-obatan, untuk mencegah agar ayam tak mudah sakit dan mati,anda harus selalu menjaga kebersihan kandang.
4. Pemasaran
Bagian akhir dari proses budidaya ayam kampung yakni pemasaran. Biasanya orang di perkampungan menjual ayam kampung peliharaannya ke pasar tradisional langsung, atau menjual ke pedagang keliling yang biasa membeli ayam kampung.
Cara pemasaran seperti itu dinilai kurang menguntungkan, karena jika kita menjual ke pengepul atau ke pedagang keliling tentu harganya akan sangat minim, karena mereka juga ingin mendapat keuntungan.
Lebih baik anda menjualnya, langsung ke pelanggan misalnya ke pengusaha rumah makan dan masyarakat lainnya yang membutuhkan pasokan daging ayam kampung untuk kegiatan usahanya. Untuk mencapai ke tahap ini, anda perlu bersabar dan terus menjalin kemitraan dengan calon pelanggan. Berikan harga yang normal dan utamakan kualitas ayam yang kita jual.
Demikianlah, beberapa tips sukses budidaya ayam kampung yang bisa kami sampaikan. Selamat mencoba, semoga bermanfaat! Salam sukses.
Budidaya ayam kampung tidaklah mudah. Umumnya kita hanya membudidayakan ayam kampung dengan cara tradisional dan terkesan kuno. Di kampung, kita membuat kandang ala kadarnya, memberi pakan seadanya, membiarkan ayam berkeliaran ke mana-mana. Menjelang malam, ayam-ayam pulang sendiri ke kandangnya.
Budidaya ayam semacam demikian jelas tidak begitu menguntungkan. Karena kita juga hanya sebatas iseng memeliharanya. Selain untuk dijual, biasanya juga untuk dikonsumsi sendiri bila ada acara atau momen besar, semisal Idul Fitri.
Keluhan dan beberapa kendala dalam memelihara ayam kampung antara lain:
- Biaya pakan mahal
- Ketersediaan lahan untuk kandang
- Keterbatasan informasi tentang cara budidaya yang benar.
Sehingga budidaya semacam ini tidak bisa dijadikan usaha andalan. Padahal jika caranya benar dan ditekuni serius, budidaya ayam kampung bisa menghasilkan keuntungan besar dan menjanjikan.
Perlu diketahui, seekor induk ayam kampung dalam 1 tahun biasanya menetaskan telurnya minimal lima kali. Jika rata-rata dalam sekali bertelur menetaskan 10 ekor anak ayam, maka dalam setahun kita memiliki 50 ekor anak ayam.
Seandainya kita memiliki 10, 20 atau bahkan 50 indukan betina? Hitung aja sendiri.. hehehe..
Bagi pemula, mulailah dengan pembesaran, dengan membeli langsung DOC yaitu anak ayam yang baru menetas.
Cara ini dianggap lebih efektif dibanding memelihara induk ayam, karena harus menunggu bertelur, mengeram dan menetas.
Agar berhasil dalam usaha budidaya ini, kita harus menguasai beberapa teknik dasar mulai proses produksi hingga pemasarannya.
Dalam sebuah proses produksi ayam kampung, beberapa poin harus anda perhatikan mulai dari pengadaan bibit (anak ayam), sistem perkandangan dan perawatan ayam.
Dalam hal pemasaran juga harus dipikirkan, sebaiknya anda mempertimbangkan sistem pemasaran dan bentuk akhir ayam kampung yang akan dipasarkan.
Berikut ini kami akan uraikan beberapa tips sukses budidaya ayam kampung;
1. Pengadaan Bibit atau Anak Ayam
Untuk lebih mengefektifkan beternak ayam kampung, anda bisa membeli langsung anak ayam yang baru menetas atau DOC (Day Old Chicken). Jika anda sabar, anda juga bisa menunggu anak ayam yang menetas dari indukan yang anda pelihara sebelumnya.
Apabila anda mencoba budidaya ayam kampung dengan membeli DOC ayam kampung secara langsung, anda mesti mempertimbangkan jumlah DOC yang akan anda beli. Jumlah DOC yang anda beli harus disesuaikan dengan luas kandang pembesaran yang anda miliki. Jangan lupa juga, anda harus pertimbangkan dari sisi modal yang anda miliki, karena semakin banyak anda beli DOC, maka akan semakin banyak pakan yang akan anda beli.
Beternak ayam kampung dengan membeli DOC lebih efektif ketimbang dengan menetaskan telur sendiri. Karena jika menetaskan telur, anda harus membeli dulu indukan ayam lalu menunggu hingga indukan bisa bertelur.
Kelemahan budidaya ayam kampung dengan cara menetaskan telur indukan yakni anda harus direpotkan dengan pengadaan telur dalam jumlah tertentu, untuk mendapatkan hasil maksimal anda juga mesti memiliki mesin penetas telur.
Selain anda harus mempertimbangkan beternak ayam kampung dengan membeli DOC atau menetaskan telur sendiri, anda juga harus mempertimbangkan jenis bibit anak ayam kampung yang akan anda pelihara. Pilihlah bibit ayam kampung yang bagus.
Saat ini ada beberapa jenis ayam kampung, mulai dari ayam kampung biasa hingga jenis ayam kampung Jawa Super atau Joper. Ayam Joper diketahui memiliki kualitas baik, karena pertumbuhannya terbilang cepat besar dibanding ayam kampung biasa. Kami sarankan jika anda ingin memulai budidaya ayam kampung, pilihkan bibit unggul seperti ayam Joper.
2. Pemilihan Jenis Kandang Ayam
Yang harus anda perhatikan dalam memulai usaha ayam kampung yakni pemilihan kandang. Anda harus menyiapkan kandang terlebih dahulu sebelum memulai usaha pembesara ayam kampung.
Ada tiga jenis kandang ayam yang bisa anda gunakan untuk budidaya ayam kampung;
1. Sistem Ren
Model kandang ini cukup efektif untuk memelihara ayam kampunbg. Kandang ini memiliki 2 bagian, yaitu area untuk pengumbaran dan area untuk berteduh. Biasanya luas area pengumbaran yakni 2/3 dari luas kandang ayam, sementara sisanya untuk area berteduh.
2. Kandang Postal
Selain kandang sistem ren yang cocok untuk budidaya ayam kampung, sistem kandang lainnya yakni kandang postal. Kandang postal biasanya digunakan untuk ayam potong atau pedaging.
Sejumlah peternak ayam kampung memakai kandang postal ini, karena mereka lebih berorientasi pada usaha budidaya ayam potong/pedaging. Model kandang postal ada 2 jenis, yakni postal panggung dan postal litter. Postal litter yakni kandang ayam yang hanya beralaskan tanah liat yang dilapisi kapur dan sekam.
Fungsi alas tanah liat pada kandang postal litter yakni untuk menyerap kotoran ayam agar lantai kandang tida mudah basah. Sedangkan fungsi kapur yakni untuk mencegah pengembangbiakan penyakit dari kotoran.
Sedangkan kandang postal panggung, yakni kandang ayam yang dibuat dengan model panggung berketinggian sekitar 2 meter dari atas tanah. Kandang postal panggung ini dibuat dengan tujuan agar kotoran ayam langsung jatuh ke tanah, sehingga ayam yang ada di dalam kandang tidak terkontaminasi kotorannya sendiri.
3. Kandang Baterai
Dalam budidaya ayam kampung, ada juga jenis kandang baterai. Kandang ini dibuat bertingkat antara 3 sampai 4 lantai, dalam satu sekat atau kotak persegi kandang terdiri dari satu ayam. Lantai kandang ini dibuat miring ke depan, kandang jenis ini biasanya digunakan untuk peternakan ayam petelur.
Dengan lantai yang miring ke depan, telur yang dikeluarkan induk akan menggelinding kedepan dan tidak terinjak induk ayam. Lantai kandang ini terbuat dari bambu yang disusun dengan jarak 1 sampai 2 sentimeter, agar kotoran jatuh kebawah.
3. Perawatan dan Pembesaran
Budidaya ayam kampung juga sama dengan memilihara ayam broiler atau pejantan. Ayam kampung perlu perawatan dalam proses pembesarannya. Bagi anda pemula, tentunya harus menyiapkan pakan ternak yang berkualitas serta siapkan pula obat-obatan alami maupun obat kimia, agar ayam tak mudah terserang penyakit.
Bagi anda yang baru menjadi peternak pemula, tentu harus mempertimbangkan asepk modal pula. Untuk menekan biaya produksi, sebaiknya anda menggunakan pakan ternak alami yang bisa didapatkan disekitar anda, seperti dedak atau hu’ut, daun pepaya hingga daun lamtoro yang memang sudah lazim digunakan peternak agar ayam sehat dan cepat tumbuh besar.
Berikan pakan tiga kali sehari, kombinasikan antara pakan dari pabrik atau voor dan pakan alami seperti dedak dan sayuran sebagai campurannya. Bagi anda yang baru memulai budidaya ayam kampung, harus mengetahui, pakan campuran ini harus diberikan ketika ayam sudah berusia antara 2 sampai 3 bulan ke atas. Untuk anak ayam usia 1 sampai 21 hari, sebaiknya diberi pakan murni dari pabrikan, agar pertumbuhannya lebih cepat.
Selain menyediakan obat-obatan, untuk mencegah agar ayam tak mudah sakit dan mati,anda harus selalu menjaga kebersihan kandang.
4. Pemasaran
Bagian akhir dari proses budidaya ayam kampung yakni pemasaran. Biasanya orang di perkampungan menjual ayam kampung peliharaannya ke pasar tradisional langsung, atau menjual ke pedagang keliling yang biasa membeli ayam kampung.
Cara pemasaran seperti itu dinilai kurang menguntungkan, karena jika kita menjual ke pengepul atau ke pedagang keliling tentu harganya akan sangat minim, karena mereka juga ingin mendapat keuntungan.
Lebih baik anda menjualnya, langsung ke pelanggan misalnya ke pengusaha rumah makan dan masyarakat lainnya yang membutuhkan pasokan daging ayam kampung untuk kegiatan usahanya. Untuk mencapai ke tahap ini, anda perlu bersabar dan terus menjalin kemitraan dengan calon pelanggan. Berikan harga yang normal dan utamakan kualitas ayam yang kita jual.
Demikianlah, beberapa tips sukses budidaya ayam kampung yang bisa kami sampaikan. Selamat mencoba, semoga bermanfaat! Salam sukses.
Ayam kampung mbah Kebumen,
Ayam Jago mbah Lajer,
Ayam kampung suka narsis
Post a Comment
Post a Comment