Program kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan terbaru dari Goldman Sachs, perusahaan perbankan global yang berbasis di New York, kehadiran AI generatif memiliki potensi untuk mengganggu pasar tenaga kerja secara signifikan.
Dalam laporan tersebut, para peneliti Goldman Sachs memperkirakan bahwa secara global, AI generatif dapat mengakibatkan otomatisasi setara dengan 300 juta pekerjaan penuh waktu.
Dalam konteks AS, sekitar dua pertiga pekerjaan diperkirakan terpapar otomatisasi oleh AI pada tingkat tertentu. Namun, hanya sebagian dari beban kerja mereka (25-50 persen) yang dapat digantikan oleh AI.
Studi tersebut juga memproyeksikan bahwa seperempat dari tugas kerja saat ini dapat diotomatisasi oleh AI di AS.
Beberapa sektor yang diperkirakan akan terdampak paling besar meliputi dukungan administrasi kantor, profesi hukum, arsitektur dan teknik, serta ilmu kehidupan dan fisika, serta operasi bisnis dan keuangan.
Sementara itu, pekerjaan manual dan luar ruangan diperkirakan akan mengalami dampak yang lebih kecil.
Namun, perlu diingat bahwa kehadiran program "AI generatif" seperti ChatGPT tidak secara langsung menggantikan sebagian besar pekerjaan. Sebaliknya, laporan Goldman Sachs menyatakan bahwa sebagian besar profesi akan mengintegrasikan teknologi AI untuk meningkatkan produktivitas pekerja.
Laporan tersebut menemukan bahwa hanya 7 persen pekerjaan di AS yang dapat sepenuhnya digantikan oleh AI, sementara 63 persen profesi akan melibatkan penggunaan teknologi AI sebagai pelengkap pekerjaan. Sebanyak 30 persen pekerjaan tidak akan terpengaruh oleh AI.
Meskipun demikian, bagi pekerja yang mungkin kehilangan pekerjaan akibat adopsi AI, Goldman Sachs memperkirakan bahwa banyak pekerja akan menemukan "pekerjaan baru" yang muncul dari perkembangan teknologi AI, yang berpotensi meningkatkan produktivitas di berbagai sektor ekonomi.
"Peningkatan produktivitas tenaga kerja global juga dapat berdampak signifikan secara ekonomi, dan kami memperkirakan bahwa AI pada akhirnya dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) global tahunan sebesar 7 persen," tambah para peneliti.
Temuan dari Goldman Sachs sejalan dengan studi yang dilakukan oleh pengembang ChatGPT OpenAI, yang menemukan bahwa AI generatif dapat mengganggu 19 persen pekerjaan di AS. Karier yang melibatkan pemrograman komputer, penulisan, terjemahan bahasa, dan akuntansi kemungkinan akan terdampak paling besar.
Namun, penelitian ini juga mengakui beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk kecenderungan AI generatif untuk melakukan kesalahan.
Ilustrasi: Pixabay
Post a Comment
Post a Comment