Kisah Ibu Nabi Musa yang Rela Melepaskan Bayinya di Sungai Nil

Post a Comment

Nabi Musa AS adalah salah satu nabi ulul azmi yang memiliki mukjizat dari Allah SWT. Namun, tahukah Anda bagaimana kisah kelahiran dan masa kecil beliau? Bagaimana ibu beliau berjuang untuk menyelamatkan bayinya dari kekejaman Firaun? Berikut ini adalah kisah ibu Nabi Musa yang rela melepaskan bayinya di Sungai Nil.

Latar Belakang Kisah Nabi Musa 

Kisah ini berawal dari mimpi Firaun yang menakutkan. Firaun bermimpi melihat api besar datang dari arah Baitul Maqdis dan membakar semua rumah di Mesir, kecuali rumah-rumah Bani Israil. Firaun merasa khawatir dan bertanya kepada para ahli mimpi tentang arti mimpi tersebut.

Para ahli mimpi memberitahu Firaun bahwa mimpi itu menandakan bahwa akan lahir seorang bayi laki-laki dari Bani Israil yang akan menjadi musuh dan penghancur Firaun dan kerajaannya. Firaun menjadi sangat marah dan ketakutan. Ia pun memerintahkan pasukannya untuk membunuh semua bayi laki-laki Bani Israil yang lahir pada tahun itu.

Kelahiran Nabi Musa

Di tengah-tengah kekejaman Firaun, ada seorang wanita dari Bani Israil yang sedang hamil. Wanita itu adalah ibu Nabi Musa. Ia melahirkan bayinya dengan bantuan seorang bidan yang juga dari Bani Israil. Bidan itu merahasiakan kelahiran bayi laki-laki itu dari pasukan Firaun.

Ibu Nabi Musa menyusui dan merawat bayinya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Namun, ia juga merasa takut dan khawatir setiap saat. Ia takut jika pasukan Firaun mengetahui dan membunuh bayinya. Ia berdoa kepada Allah SWT agar melindungi bayinya dari bahaya.

Perintah Allah SWT kepada Ibu Nabi Musa

Allah SWT mengetahui keadaan ibu Nabi Musa dan memberikan ilham kepadanya. Allah SWT berfirman dalam surat Thaha ayat 39:

أَنِ ٱقْذِفِيهِ فِى ٱلتَّابُوتِ فَٱقْذِفِيهِ فِى ٱلْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ ٱلْيَمُّ بِٱلسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِّى وَعَدُوٌّ لَّهُۥ ۚ وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّى وَلِتُصْنَعَ عَلَىٰ عَيْنِىٓ

Arab Latin: Aniqżi fīhi fit-tābụti faqżi fīhi fil-yammi falyulqihil-yammu bis-sāḥili ya`khuż-hu 'aduwwul lī wa 'aduwwul lah, wa alqaitu 'alaika maḥabbatam minnī, wa lituṣna'a 'alā 'ainī

Artinya: "Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Firaun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,"

Ibu Nabi Musa mendengar perintah Allah SWT dengan hati yang bergetar. Ia mencari sebuah peti yang kuat dan rapi, kemudian meletakkan bayinya di dalamnya dengan penuh kesabaran dan tawakkal. Ia menghanyutkan peti itu di Sungai Nil dengan harapan bahwa Allah SWT akan menjaga bayinya.

Ilustrasi: Islami.co

Penemuan Nabi Musa oleh Istri Firaun

Allah SWT mengatur jalannya peti yang berisi Nabi Musa agar sampai ke tepi sungai tempat Firaun dan istrinya sedang beristirahat. Firaun melihat peti itu dan menyuruh dayang-dayangnya untuk mengambilnya. Ketika dibuka, peti itu ternyata berisi seorang bayi laki-laki yang tampan.

Istri Firaun langsung jatuh cinta pada bayi itu dan memohon kepada suaminya untuk mengadopsinya sebagai anak mereka. Firaun pun menyetujui permintaan istrinya tanpa menyadari bahwa bayi itu adalah musuhnya yang diramalkan oleh para ahli mimpi.

Allah SWT telah melimpahkan kasih sayang kepada Nabi Musa sehingga setiap orang yang melihatnya merasa sayang padanya. Allah SWT juga menjaga Nabi Musa agar diasuh di bawah pengawasan-Nya meskipun ia berada di istana Firaun yang zalim.

Pertemuan Nabi Musa dengan Ibu Kandungnya

Allah SWT juga mengatur rencana-Nya agar Nabi Musa dapat bertemu kembali dengan ibu kandungnya. Ketika istri Firaun mencari orang yang dapat menyusui bayi itu, tidak ada seorang pun yang dapat membuat bayi itu mau minum susunya.

Sementara itu, ada seorang wanita dari Bani Israil yang mengetahui bahwa adiknya telah ditemukan oleh istri Firaun. Wanita itu adalah kakak kandung Nabi Musa. Ia pun mendekati istri Firaun dan menawarkan diri untuk mencari orang yang dapat menyusui bayi itu.

Wanita itu kemudian membawa bayi itu kepada ibu kandungnya tanpa memberitahu siapa pun tentang hubungan mereka. Ketika ibu Nabi Musa menyusui bayinya, ia langsung mau minum susunya dengan lahap. Ibu Nabi Musa merasa sangat bahagia dan bersyukur kepada Allah SWT.

Istri Firaun pun senang melihat bahwa bayi itu telah mendapatkan orang yang dapat menyusui dan merawatnya dengan baik. Ia pun mempekerjakan ibu Nabi Musa sebagai pengasuh bayinya tanpa tahu bahwa ia adalah ibu kandungnya.

Dengan demikian, Allah SWT telah mengabulkan doa ibu Nabi Musa dan mengembalikan bayinya kepadanya dengan cara yang ajaib. Allah SWT juga telah menyelamatkan Nabi Musa dari ancaman Firaun dan menjadikannya sebagai salah satu rasul-Nya yang mulia.

Pelajaran dari Kisah Nabi Musa

Kisah ibu Nabi Musa yang rela melepaskan bayinya di Sungai Nil mengajarkan kita beberapa pelajaran penting, antara lain:

- Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi-Nya.

- Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertawakkal kepada-Nya.

- Allah SWT Maha Bijaksana dalam mengatur takdir-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang terjadi tanpa hikmah-Nya.

- Allah SWT Maha Melindungi hamba-hamba-Nya yang taat dan sabar dalam menghadapi cobaan-Nya.

- Allah SWT Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya.

Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah ini dan meningkatkan keimanan, ketakwaan, kesabaran, dan tawakkal kita kepada Allah SWT.

Related Posts

Post a Comment

close