Ternyata Ini Penyebab Banyak Warga Arab Beralih Jadi Ateis

Post a Comment

Arab adalah salah satu wilayah di dunia yang berperan besar dalam sejarah dan peradaban Islam. Sebagian besar negara-negara di Arab didominasi oleh penduduk yang beragama Islam. Bahkan beberapa di antaranya menerapkan syariat Islam sebagai hukum negara. 

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi fenomena mengejutkan di Arab, yaitu banyak warga yang beralih menjadi ateis atau tidak beragama.

Ateis adalah pandangan yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan atau dewa dalam bentuk apapun. Ateis berbeda dengan agnostik yang masih meragukan keberadaan Tuhan atau dewa. Ateis juga berbeda dengan deis yang percaya bahwa Tuhan atau dewa ada tetapi tidak ikut campur dalam urusan dunia.

Survei yang Mengungkap Fenomena Ateisme di Arab

Fenomena ateisme di Arab bukanlah isapan jempol belaka. Ada beberapa survei yang mengungkap fakta bahwa jumlah warga Arab yang menjadi ateis meningkat dalam satu dekade terakhir. Salah satunya adalah survei BBC International pada 2019 yang menunjukkan bahwa persentase penduduk Arab yang tidak beragama naik dari 8% pada 2013 menjadi 13% pada 2019.

Survei lain yang dilakukan di tingkat regional juga menemukan hasil serupa. Di Iran, sebuah riset yang melibatkan 40.000 responden pada 2020 mengungkap bahwa 47% dari mereka mengaku telah beralih dari beragama menjadi ateis.

Di Turki, sebuah negara yang 99% penduduknya Muslim, tercatat peningkatan jumlah ateis dalam kurun 10 tahun terakhir. Menurut lembaga survei Konda pada 2019, jumlah orang Turki yang mengaku menganut Islam turun dari 55% menjadi 51%. Penurunan ini bukan beralih ke agama lain, tetapi menjadi ateis.

Di Mesir, sebuah survei yang dilakukan oleh Universitas Al-Azhar Kairo pada 2014 juga menemukan fakta mengejutkan. Dari 87 juta penduduk Mesir, sekitar 10,7 juta atau 12,3% mengaku menjadi ateis³. Hal serupa juga terjadi di Arab Saudi, negara yang dikenal sebagai pusat agama Islam. Menurut laporan \"Saudi Arabia 2021 International Religious Freedom Report (2021)\", terdapat sekitar 224 ribu warga Saudi yang memilih tidak beragama, baik ateis atau agnostik.

Penyebab Banyak Warga Arab Beralih Jadi Ateis

Lalu apa penyebab banyak warga Arab beralih jadi ateis? Tentu tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini. Namun, ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan fenomena ini dari berbagai sudut pandang.

Salah satu faktor adalah sikap politik pemerintah yang menggunakan agama sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan kepentingan mereka. Hal ini dapat menimbulkan rasa kritis dan skeptis dari warga terhadap agama yang dipolitisasi oleh penguasa. 

Contohnya adalah kasus di Arab Saudi, di mana pemerintah menerapkan hukum syariat Islam secara ketat dan menghukum keras siapa saja yang melanggarnya⁴. Hal ini dapat membuat sebagian warga merasa tertekan dan tidak bebas untuk berpikir dan berekspresi.

Faktor lain adalah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang memudahkan warga untuk mengakses dan berinteraksi dengan sumber-sumber informasi dan kelompok-kelompok serupa di dunia maya. 

Hal ini dapat membuka wawasan dan pengetahuan mereka tentang berbagai pandangan dan pemikiran yang ada di luar agama mereka. Hal ini juga dapat memberikan dukungan dan rasa aman bagi mereka yang ingin menyatakan diri sebagai ateis tanpa takut dikucilkan atau dikriminalisasi.

Faktor lainnya adalah krisis sosial dan ekonomi yang melanda sebagian besar negara-negara Arab akibat konflik politik, perang saudara, korupsi, kemiskinan, pengangguran, ketimpangan, dan diskriminasi. 

Hal ini dapat menimbulkan rasa frustrasi dan kecewa dari warga terhadap agama yang seharusnya memberikan solusi dan harapan bagi mereka. Hal ini juga dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang keadilan, kebaikan, dan keberadaan Tuhan.

Dampak dan Tantangan Fenomena Ateisme di Arab

Fenomena ateisme di Arab tentu saja memiliki dampak dan tantangan bagi warga Arab sendiri maupun bagi dunia Islam secara umum. Salah satu dampaknya adalah perubahan demografi dan sosial di masyarakat Arab yang semakin heterogen dan plural dalam hal keyakinan dan pandangan hidup. Hal ini dapat menjadi peluang untuk membangun dialog dan kerjasama antar kelompok berbeda dalam rangka menciptakan perdamaian dan kesejahteraan bersama.

Namun, fenomena ini juga dapat menjadi tantangan bagi stabilitas dan harmoni sosial di masyarakat Arab yang masih didominasi oleh nilai-nilai agama tradisional dan konservatif. Hal ini dapat menimbulkan konflik dan diskriminasi antara kelompok mayoritas dan minoritas dalam hal hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keagamaan. Hal ini juga dapat menimbulkan reaksi keras dari pihak-pihak yang merasa terancam oleh fenomena ini.

Oleh karena itu, diperlukan sikap toleran dan inklusif dari semua pihak untuk menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan dan pandangan hidup sebagai bagian dari keberagaman manusia. 

Diperlukan juga sikap kritis dan rasional dari semua pihak untuk memilah-milah informasi dan pemikiran yang ada di dunia maya maupun nyata dengan menggunakan akal sehat dan logika. Diperlukan juga sikap etis dan humanis dari semua pihak untuk menjunjung tinggi nilai-nilai moral, kemanusiaan, keadilan sosial, demokrasi, pluralisme, dan toleransi.

Kesimpulan

Banyak warga Arab beralih jadi ateis adalah fenomena nyata yang terjadi dalam satu dekade terakhir. Fenomena ini dibuktikan oleh beberapa survei yang menunjukkan peningkatan jumlah warga Arab yang tidak beragama atau tidak mempercayai Tuhan atau dewa dalam bentuk apapun. 

Fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti sikap politik pemerintah yang menggunakan agama sebagai alat kekuasaan, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang membuka wawasan dan pengetahuan warga tentang berbagai pandangan hidup lainnya, serta krisis sosial dan ekonomi yang melanda sebagian besar negara-negara Arab akibat konflik politik maupun perang saudara.

Fenomena ini memiliki dampak dan tantangan bagi warga Arab sendiri maupun bagi dunia Islam secara umum. Dampaknya adalah perubahan demografi dan sosial di masyarakat Arab yang semakin heterogen dan plural dalam hal keyakinan dan pandangan hidup. Tantangannya adalah menjaga stabilitas dan harmoni sosial di masyarakat Arab yang masih didominasi oleh nilai-nilai agama tradisional dan konservatif

Sumber: cnbcindonesia.com

Related Posts

Post a Comment

close