Cara Mengenalkan Allah kepada Anak Sejak Dini

Post a Comment

Anak adalah anugerah terindah dari Allah SWT bagi setiap pasangan suami istri. Anak juga merupakan amanah yang harus dijaga dan dididik dengan baik oleh orang tua. Salah satu kewajiban orang tua adalah mengajarkan anak tentang tauhid, yaitu keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya.

Tauhid adalah dasar iman yang harus ditanamkan sejak dini kepada anak. Dengan tauhid, anak akan mengenal Allah sebagai pencipta, pemelihara, dan pemberi rezeki bagi seluruh makhluk. Dengan tauhid, anak akan menghormati dan mencintai Allah serta mengikuti perintah dan larangan-Nya.

Lalu bagaimana cara mengenalkan Allah kepada anak sejak dini? Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan oleh orang tua:

Mengajarkan Dua Kalimat Syahadat

Dua kalimat syahadat adalah pengakuan iman yang paling utama bagi seorang muslim. Dua kalimat syahadat adalah:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Asyhadu an lâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna muhammadar rasûlullâh.

Artinya: Saya bersaksi tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Orang tua harus mengajarkan dua kalimat syahadat kepada anak sejak ia bisa berbicara. Orang tua bisa mengulang-ulang dua kalimat syahadat di depan anak atau menyuruh anak untuk mengucapkannya bersama-sama. Orang tua juga harus menjelaskan makna dua kalimat syahadat kepada anak sesuai dengan tingkat pemahamannya.

Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, anak akan menyadari bahwa ia adalah seorang muslim yang wajib beribadah kepada Allah dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW. Dua kalimat syahadat juga akan melindungi anak dari godaan syirik, yaitu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain.

Mengajarkan Doa Rida

Selain dua kalimat syahadat, ada doa lain yang sangat baik untuk diajarkan kepada anak sejak dini. Doa ini adalah doa rida, yaitu:

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وِبِالإِسْلَامِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Radhiitu billâhi rabban, wa bil islâmi dînan, wa bi muhammadin shallallâhu 'alaihi wa sallama nabiyyan.

Artinya: Aku ridha Allah sebagai Rabbku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai nabiku.

Doa ini adalah doa yang diajarkan oleh ulama salaf kepada anak-anak mereka. Doa ini mengandung pengakuan iman dan rasa ridha terhadap ketetapan Allah SWT. Dengan doa ini, anak akan merasa bahagia dan bersyukur dengan nikmat Islam yang telah diberikan Allah kepadanya. Doa ini juga akan menumbuhkan rasa cinta dan hormat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan.

Orang tua bisa mengajarkan doa rida kepada anak dengan cara yang sama seperti mengajarkan dua kalimat syahadat. Orang tua bisa mengucapkan doa rida di depan anak atau menyuruh anak untuk mengucapkannya bersama-sama. Orang tua juga harus menjelaskan makna doa rida kepada anak sesuai dengan tingkat pemahamannya.

Memberikan Teladan dan Lingkungan yang Islami

Mengenalkan Allah kepada anak tidak cukup hanya dengan kata-kata saja. Orang tua juga harus memberikan teladan dan lingkungan yang islami kepada anak. Anak adalah makhluk yang mudah meniru apa yang dilihat dan didengarnya. Oleh karena itu, orang tua harus menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam.

Orang tua harus rajin beribadah kepada Allah, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Orang tua juga harus membiasakan membaca Al-Qur'an dan hadis serta mempelajari ilmu-ilmu agama. Orang tua juga harus menjauhi hal-hal yang haram dan maksiat, seperti minum khamr, berjudi, berzina, mencuri, berbohong, dan lain-lain.

Selain itu, orang tua juga harus memberikan lingkungan yang islami kepada anak. Orang tua harus memilih teman-teman yang baik untuk anak dan menghindarkan anak dari teman-teman yang buruk. Orang tua juga harus memilih sekolah atau tempat belajar yang islami untuk anak dan menghindarkan anak dari sekolah atau tempat belajar yang tidak islami.

Dengan memberikan teladan dan lingkungan yang islami kepada anak, orang tua akan membantu perkembangan iman dan akhlak anak secara optimal. Anak akan merasa nyaman dan aman dengan Islam sebagai agamanya. Anak juga akan lebih mudah mencontoh orang-orang shalih di sekitarnya.

Mengambil Pelajaran dari Kisah Para Nabi

Salah satu cara efektif untuk mengenalkan Allah kepada anak adalah dengan menceritakan kisah-kisah para nabi dalam Al-Qur'an. Kisah para nabi adalah kisah nyata yang sarat dengan hikmah dan pelajaran bagi umat manusia. Kisah para nabi juga menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT atas segala sesuatu.

Orang tua bisa menceritakan kisah para nabi kepada anak sesuai dengan usia dan kemampuan mereka. Orang tua bisa memilih kisah-kisah yang menarik perhatian dan minat anak, seperti:

  • Kisah Nabi Nuh AS yang membuat bahtera besar untuk menyelamatkan diri dari banjir besar,
  • Kisah Nabi Musa AS yang melempar tongkatnya menjadi ular untuk melawan sihir Firaun, 
  • Kisah Nabi Sulaiman AS yang bisa berbicara dengan binatang dan jin, 
  • Kisah Nabi Yunus AS yang ditelan ikan paus karena melarikan diri dari kaumnya, 
  • Kisah Nabi Isa AS yang bisa menyembuhkan orang buta dan sakit kronis dengan izin Allah, 
  • Kisah Nabi Muhammad SAW yang mendapat wahyu pertama di gua Hira', dan lain-lain.

Orang tua harus menceritakan kisah para nabi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Orang tua juga harus menjelaskan pesan-pesan moral dan nilai-nilai tauhid yang terkandung dalam kisah para nabi. 

Orang tua juga harus menanyakan pendapat atau tanggapan anak tentang kisah para nabi agar terjadi interaksi positif antara orang tua dan anak.

Dengan menceritakan kisah para nabi kepada anak, orang tua akan membuka wawasan dan pengetahuan anak tentang sejarah Islam. Anak akan belajar tentang keimanan, kesabaran, kejujuran, keberanian, kasih sayang, kerjasama, dan sifat-sifat mulia lainnya dari para nabi. Anak juga akan lebih mencintai Allah SWT sebagai Tuhan mereka.

Related Posts

Post a Comment

close