Mengapa Jamaah Haji dan Umroh tidak disarankan untuk berfoto di depan Ka'bah? temukan jawabannya di sini!
Ka'bah adalah bangunan suci yang menjadi kiblat bagi umat Islam di seluruh dunia. Setiap tahun, jutaan umat Islam berkunjung ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh. Salah satu ritual yang dilakukan oleh jamaah adalah thawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.
Berfoto di Depan Ka'bah: Ekspresi Syukur atau Gangguan Konsentrasi?
Banyak jamaah yang ingin mengabadikan momen berharga mereka saat berada di depan Ka'bah. Mereka berfoto dengan latar belakang Ka'bah, baik sendiri maupun bersama keluarga atau teman. Ada juga yang merekam video saat thawaf atau saat berdoa.
Namun, apakah perilaku ini sesuai dengan tujuan dan makna dari ibadah haji dan umroh? Apakah ini merupakan bentuk rasa syukur atau justru mengganggu konsentrasi dan khidmat dalam beribadah?
Guru Besar Al Azhar Mesir: Haji dan Umroh Adalah Perjalanan Melatih Perubahan Perilaku
Menurut Guru Besar Ilmu Fiqih Universitas Al Azhar Kairo Mesir Hani Tammam, ibadah haji dan umroh adalah perjalanan melatih perubahan perilaku hidup. "Kita akan pergi untuk beribadah kepada Allah SWT, bukan berwisata, berlibur, atau melancong. Maka kita harus melepaskan semua perilaku aneh kita," jelasnya.
Dia mengajak jamaah yang tengah melaksanakan ibadah di Tanah Suci untuk mengubah perilakunya. "Kita akan menghadap Allah, maka kita tentu tidak akan melakukan sesi foto di depan Ka'bah atau saat di Raudhah. Semua itu mengurangi pahala," ujarnya.
Dia melanjutkan, haji dan umroh adalah ibadah yang bersifat lahiriah dan batiniah. Ibadah batiniah yang dimaksud yaitu ketika jamaah selalu merasakan kehadiran Allah dalam hatinya.
Bentuk Rasa Syukur yang Lebih Baik: Fokus Ibadah dengan Sekhidmat-Khidmatnya
Tammam menyarankan agar jamaah menunjukkan rasa syukurnya dengan cara yang lebih baik, yaitu dengan fokus ibadah dengan sekhidmat-khidmatnya. "Kita harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah, membaca Al-Quran, berzikir, berdoa, dan bersedekah," katanya.
Dia juga mengingatkan agar jamaah tidak melupakan hak-hak sesama manusia, terutama sesama jamaah. "Kita harus saling membantu, saling menghormati, saling memaafkan, dan saling menyayangi," ucapnya.
Dia berharap agar jamaah haji dan umroh dapat kembali ke tanah air dengan membawa perubahan positif dalam diri mereka. "Semoga kita menjadi orang-orang yang lebih taqwa, lebih sabar, lebih ikhlas, lebih bersyukur, dan lebih bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara," doanya.
Kesimpulan
Menurut Profesor Hani Tammam, seorang ulama terkemuka dari Universitas Al Azhar di Mesir, haji dan umrah adalah perjalanan yang bertujuan untuk melatih individu untuk mengubah perilaku mereka.
Dia menekankan bahwa ziarah ini tidak dimaksudkan untuk pariwisata atau rekreasi tetapi untuk beribadah kepada Allah. Oleh karena itu, dia melarang jemaah untuk mengambil foto di depan Ka'bah atau pada saat-saat sakral lainnya, karena hal itu mengurangi pahala ibadah mereka.
Tammam menyarankan agar peziarah harus mengungkapkan rasa terima kasih mereka dengan cara yang lebih bermakna dengan berfokus pada ibadah mereka dan terlibat dalam tindakan pengabdian.
Dia mendorong mereka untuk memanfaatkan waktu mereka dengan bijak dengan terlibat dalam kegiatan seperti membaca Alquran, mengingat Allah, berdoa, dan bersedekah.
Selain itu, ia mengingatkan jamaah untuk tidak melupakan tanggung jawab mereka terhadap sesama, terutama sesama jamaah, menekankan pentingnya kerja sama, saling menghormati, memaafkan, dan cinta kasih di antara mereka.
Sumber: ihram.republika.co.id
Post a Comment
Post a Comment