Pangeran Alemayehu dari Ethiopia adalah salah satu tokoh sejarah yang mengalami nasib tragis. Dia adalah putra dari Kaisar Tewodros II, yang memerintah Ethiopia pada abad ke-19. Ayahnya bunuh diri setelah kalah perang melawan Inggris, dan ibunya meninggal dalam perjalanan menuju pengasingan.
Sementara itu, pangeran Alemayehu yang masih berusia tujuh tahun dibawa oleh tentara Inggris ke negeri mereka, dan menjadi anak angkat Ratu Victoria.
Namun, hidupnya di Inggris tidak bahagia. Dia merasa kesepian, terasing, dan sakit-sakitan. Dia mendapat pendidikan di beberapa sekolah, tetapi tidak pernah merasa nyaman. Dia juga sering mendapat perlakuan diskriminatif karena warna kulitnya. Dia meninggal di usia 18 tahun karena radang selaput dada, dan dimakamkan di Kastil Windsor.
Sampai sekarang, jasad Pangeran Alemayehu masih berada di Inggris. Keluarga dan pemerintah Ethiopia telah beberapa kali meminta agar jasadnya dikembalikan ke tanah airnya, tetapi selalu ditolak oleh Istana Buckingham. Alasannya, pemindahan jasadnya akan mengganggu makam-makam lain yang ada di katakombe Kapel St George di Kastil Windsor.
Pengembalian jasad Pangeran Alemayehu bukan hanya soal isu kemanusiaan, tetapi juga soal restorasi sejarah dan budaya Ethiopia. Pangeran Alemayehu adalah keturunan Raja Salomo dalam Alkitab, dan memiliki darah bangsawan yang dihormati oleh rakyat Ethiopia.
Dia juga menjadi saksi hidup dari perampasan ribuan artefak budaya dan keagamaan Ethiopia oleh Inggris saat menyerbu benteng ayahnya di Maqdala.
Pangeran Alemayehu adalah korban dari kolonialisme dan imperialisme Inggris. Dia berhak mendapatkan penghormatan terakhir di tanah kelahirannya, dan menjadi bagian dari warisan bangsa Ethiopia.
Semoga suatu hari nanti, permintaan ini dapat dipenuhi, dan Pangeran Alemayehu dapat beristirahat dengan tenang di tanah leluhurnya.
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Alemayehu_dari_Etiopia.
Post a Comment
Post a Comment